Sebagai contoh, seorang biker yg berkendara dari Jogja ke Semarang melewati daerah Jambu-Ambarawa, di situ memang markanya tidak putus (dilarang mendahului) karena tikungan tajam dan berliku. Tetapi ada bus luar kota ber inisial “R” yang nekat….Polisi yg melihatnya juga Cuma manggut-manggut padahal yg berlawanan arah dengan bis itu menjadi kacau balau..sungguh membahayakan. Karena dipikirnya boleh mendahului, maka biker tsb mencoba juga mendahului ketika jalan agak sepi….eh….dikejar polisi dan ditangkap dibawa ke pos nya..Ketika biker itu bertanya kok bis nya dibiarkan saja?? Sang polisi menjawab “tau apa kamu?? Polisinya kan saya!! Sudah jelas-jelas melanggar malah nyari teman!!” Lho???? Yg lebih goblok polisinya atau biker nya ya???
Kayanya kembali ke masalah mentalitas para pejabat kita…sudah bukan rahasia kalau pihak2 perusahaan angkutan memberi setoran khusus ke kepolisian agar armadanya aman dan lancar…
Jadi ya kita musti extra hati-hati di jalanan Indonesia karena nyawa kita bukan apa-apa dibandingkan sumbangan yg diterima para Pejabat dan bapak-bapak yg terhormat.
Sempat terlontar juga guyonan begini..”Kenapa supir truk lebih sopan dan tidak ugal-ugalan?” jawabnya “ Soalnya supir truk bawa barang, yg kalau dia ugal-ugalan dan barangnya rusak, dia disuruh tukar barang, nah kalau supir bus walaupun penumpangnya rusak atau malah sampai mati juga ga bakalan disuruh tukar nyawa sama juragannya…”

Hati-hati di jalan guys..lebih baik mengalah sama supir angkutan umum yg mayoritas “otaknya lupa dibawa”.